Di tengah semaraknya dunia digital, menulis cerpen tidak lagi hanya soal menggantungkan harapan pada koran cetak yang jumlahnya kian menyusut. Kini, cerpen bisa dengan mudah dipublikasikan di berbagai media online yang tidak hanya memberikan ruang, tetapi juga—pada beberapa kasus—mengapresiasi secara materiil. Banyak media sastra, baik yang fokus pada karya kreatif maupun media umum dengan rubrik budaya, membuka pintu bagi cerpen-cerpen berkualitas dari seluruh penjuru negeri.
Namun, mengirim cerpen ke media online tidak semata-mata hanya soal "kirim lalu tunggu dimuat." Ada etika, strategi, dan pengetahuan teknis yang perlu dipahami agar tulisan benar-benar sampai ke meja redaksi dan memiliki peluang dimuat.
Menulis Cerpen dengan Standar Media
Sebelum berbicara soal pengiriman, satu hal yang mesti dipastikan adalah bahwa naskah yang ditulis sudah layak secara estetika dan teknis. Cerpen yang baik bukan hanya menarik dari sisi cerita, tetapi juga padat, efektif, dan bebas dari kesalahan mendasar seperti ejaan atau struktur kalimat yang buruk.
Redaktur biasanya menghadapi ratusan naskah setiap pekan. Naskah yang tidak menunjukkan kedisiplinan sejak baris pertama hampir pasti akan dilewati. Maka, penting untuk:
- Menyunting dengan cermat: Jangan segan membaca ulang cerpen beberapa kali, bahkan berhari-hari kemudian, agar bisa menyaring bagian-bagian yang terasa lemah.
- Perhatikan panjang naskah: Mayoritas media online menerima cerpen dengan panjang 1000–2000 kata. Hindari naskah yang terlalu pendek atau terlalu panjang kecuali media tersebut secara khusus membolehkan.
- Pastikan keaslian: Kirim naskah yang benar-benar orisinal dan belum pernah dipublikasikan di media manapun, termasuk blog pribadi. Sebagian media bahkan menolak naskah yang pernah beredar di media sosial.
Format Pengiriman Cerpen
Format menjadi hal krusial yang sering diabaikan. Berikut beberapa panduan dasar:
- Gunakan format dokumen .doc/.docx (bukan PDF).
- Ukuran font 12 pt, spasi 1,5, jenis huruf Times New Roman atau sejenis.
- Sertakan biodata singkat di akhir naskah atau di badan email: nama, alamat, nomor kontak, media sosial (jika diperlukan), dan karya-karya terdahulu (opsional).
- Tulis subjek email yang rapi dan sesuai: Pengiriman Cerpen – Judul – Nama Penulis.
- Jika media memiliki panduan penulisan atau pedoman kontributor, bacalah dan ikuti dengan seksama.
Etika dalam Mengirim Naskah
Selain soal teknis, etika menjadi faktor tak kalah penting. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Hindari mengirim satu naskah ke banyak media sekaligus. Ini disebut multiple submission dan bisa membuat redaktur jengkel. Kirim ke satu media, tunggu dua hingga empat minggu, baru lanjut ke media lain jika tidak ada kabar.
- Jangan menginterupsi redaksi terlalu cepat. Jika belum dua minggu, tahan keinginan untuk bertanya via email atau media sosial.
- Bersikap sopan dan profesional. Baik saat mengirim naskah maupun saat menerima penolakan.
Media Online yang Bisa Dijadikan Tempat Mengirim Cerpen
Berikut daftar media online yang rutin memuat cerpen dan terbuka untuk kontributor tamu. Rinciannya mencakup nama media dan besaran honor (jika ada).
Media Online dengan Honor Jelas dan Tetap
- bacapetra.co – Rp300.000 per cerpen.
- basabasi.co – Rp250.000 per cerpen.
- sukusastra.com – Rp200.000 per cerpen.
- buruan.co – Rp200.000 per cerpen.
- beritabaru.co – Rp150.000 per cerpen.
- sippublishing.co.id – Rp150.000 per cerpen.
- sastramedia.com – Rp100.000 per cerpen.
- wartabianglala.com – Rp100.000 per cerpen.
- madrasahdigital.co – Rp100.000 per cerpen.
- duniasantri.co – Rp50.000 per cerpen.
- maarifnujateng.or.id – Rp50.000 per cerpen.
- langgampustaka.com – Rp50.000 per cerpen.
- kurungbuka.com – Voucher kopi Rp50.000 (penulis Banten), uang Rp50.000 (luar Banten).
- catatanpringadi.com – Apresiasi pulsa Rp25.000 jika cerpen dibaca lebih dari 500 kali dalam 7 hari.
- jejakpublisher.com – Pulsa Rp10.000.
- kawaca.com – Jika dimuat tiga kali, mendapat tiga eks buku.
- mbludus.com – Souvenir menarik.
- sastra.beritajatim.com – Kaos untuk cerpen yang dimuat.
- himmahonline.id – Bingkisan atau honorarium untuk karya pertama, berikutnya hanya honor.
- litera.co.id – Tidak memberikan honor langsung, namun karya akan ikut dalam nominasi Penghargaan Sastra Litera tahunan.
Media Online dengan Honor Tidak Ditetapkan Secara Terbuka
- asyikasyik.com – Ada honor tapi jumlahnya tidak disebutkan.
- ceritanet.com – Ada honor tapi tidak dirinci.
- magrib.id – Ada honor namun tidak dijelaskan.
- malangvoice.com – Kemungkinan dibayar, karena mensyaratkan nomor rekening.
- janang.id – Kemungkinan dibayar, juga mensyaratkan nomor rekening.
Media Online Tanpa Honor
- sepenuhnya.com – Tidak memberikan honor.
- ompiompi.com – Tidak memberikan honor.
- riausastra.com – Tidak memberikan honor.
Media Online dengan Honor Tidak Jelas atau Tidak Disebutkan
- tatkala.co – Tidak disebutkan honor di laman kontribusi.
- lebur.id – Tidak disebutkan.
- biem.co – Tidak disebutkan.
- tajdid.id – Tidak disebutkan.
- pcnusumenep.or.id – Tidak disebutkan.
- bantenhejo.com – Tidak disebutkan.
- lpmdimensi.com – Tidak disebutkan.
- ngewiyak.com – Tidak disebutkan.
Menentukan Media Tujuan
Menentukan media yang cocok untuk cerpen bukan hanya soal besarnya honor. Ada hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan:
- Kesesuaian tema: Misalnya, duniasantri.co condong ke tema keislaman dan kehidupan pesantren, sedangkan bacapetra.co lebih menyukai gaya penceritaan kontemporer yang kuat secara estetika.
- Segmentasi pembaca: buruan.co dan sukusastra.com lebih sastrawi dan cenderung idealis, sementara basabasi.co sering memberi ruang untuk gaya naratif populer dan reflektif.
- Kebijakan editorial: Beberapa media menerima karya setiap waktu, sementara yang lain punya jadwal kurasi berkala. Pantau media sosial atau laman resmi mereka untuk mengetahui informasi terbaru.
Mengelola Penolakan dan Membangun Portofolio
Penolakan adalah bagian dari proses kreatif. Cerpen yang ditolak di satu media belum tentu buruk; bisa jadi hanya kurang cocok dengan visi redaksi. Jangan berkecil hati. Simpan baik-baik naskah tersebut, revisi jika perlu, lalu kirimkan ke media lain.
Membangun portofolio publikasi secara bertahap juga penting. Penulis yang konsisten mengirim karya ke berbagai media akan lebih mudah dikenali, dibaca, dan bahkan diundang ke berbagai forum sastra atau penerbitan buku.
Berjejaring dan Terus Belajar
Tak ada salahnya mengikuti akun media yang dituju di media sosial. Selain mendapatkan kabar terkini, hal ini membuka peluang untuk membangun hubungan baik dengan redaktur dan sesama penulis. Bergabung dengan komunitas menulis daring juga bisa memperluas wawasan serta meningkatkan kualitas naskah.
Mengirim cerpen ke media online bukan sekadar kegiatan “mencoba peruntungan.” Ini adalah proses kreatif yang memadukan ketekunan, keberanian, dan strategi. Dengan mengenali karakteristik media, memahami etika penulisan dan pengiriman, serta membangun jejaring, peluang untuk dimuat akan semakin besar.
Dunia sastra digital Indonesia hari ini berkembang begitu dinamis. Ada puluhan media online yang bukan hanya membuka ruang, tetapi juga memberi penghargaan nyata kepada para penulis. Dari honorarium ratusan ribu hingga bentuk apresiasi simbolik seperti buku atau pulsa, semuanya menjadi bukti bahwa karya sastra tetap hidup dan dihargai.
Menulis adalah kerja sunyi, tetapi publikasi adalah jembatan agar sunyi itu bersuara. Maka, teruslah menulis dan jangan takut untuk mengirimkan cerpenmu. Siapa tahu, naskah yang hari ini hanya tersimpan di folder laptop, besok menjadi bahan perbincangan pembaca luas.