Banyak penulis yang berharap tulisan mereka bisa diterima dan dipublikasikan oleh media online, namun sering kali harapan tersebut tidak terwujud. Penolakan bukanlah hal yang jarang dialami, terutama oleh penulis yang baru pertama kali mengirimkan karyanya. Apa saja kesalahan yang sering menjadi alasan penolakan tersebut? Mari kita bahas beberapa kesalahan fatal yang harus dihindari saat mengirimkan tulisan ke media online.
1. Tidak Memahami Karakteristik Media yang Dituju
Media online memiliki gaya, segmentasi, dan jenis konten spesifik yang disukai. Sebelum mengirimkan tulisan, penting bagi penulis untuk benar-benar memahami karakteristik media tersebut. Kesalahan umum adalah penulis mengirim artikel yang tidak sesuai dengan minat atau gaya khas media tujuan.
Misalnya, sebuah media yang fokus pada berita terkini akan sulit menerima tulisan tentang tips keseharian atau konten inspiratif. Penulis harus meluangkan waktu untuk membaca beberapa artikel yang sudah dipublikasikan media tersebut guna mendapatkan gambaran tentang jenis tulisan yang sesuai.
2. Judul yang Tidak Menarik atau Kurang Informatif
Dalam dunia online, judul adalah kunci untuk menarik perhatian. Banyak penulis yang mengabaikan pentingnya membuat judul yang menarik, unik, dan relevan dengan isi tulisan. Judul yang kurang jelas, terlalu panjang, atau membingungkan akan sulit menarik minat editor dan pembaca.
Penulis perlu menciptakan judul yang mencerminkan isi artikel dan mengandung kata kunci yang relevan agar tulisan lebih mudah ditemukan pembaca melalui mesin pencari.
3. Kurangnya Pemahaman tentang SEO
Dalam dunia media online, SEO (Search Engine Optimization) adalah aspek penting yang harus diperhatikan oleh penulis. SEO membantu tulisan lebih mudah ditemukan oleh mesin pencari seperti Google, sehingga menjangkau pembaca yang lebih luas. Sayangnya, banyak penulis yang mengabaikan SEO dan tidak menyertakan kata kunci yang relevan dalam tulisan mereka.
Tidak hanya kata kunci utama, tetapi juga kata kunci terkait, dan subjudul yang mendukung. Penulis juga harus memperhatikan meta description, struktur heading, dan tautan internal atau eksternal yang relevan.
4. Kesalahan Tata Bahasa dan Typo yang Tidak Terkoreksi
Media online yang profesional sangat memperhatikan kualitas tulisan, termasuk tata bahasa, ejaan, dan tanda baca. Typo atau kesalahan tata bahasa menunjukkan ketidakprofesionalan dan kurangnya perhatian pada detail.
Sebelum mengirim tulisan, penulis harus melakukan pengecekan ulang atau menggunakan alat bantu seperti Grammarly atau ProWritingAid. Tulisan yang penuh dengan kesalahan tata bahasa akan sulit diterima oleh editor, bahkan jika isi tulisan tersebut sebenarnya menarik.
5. Terlalu Promosi atau Terkesan seperti Iklan
Banyak penulis yang memasukkan promosi produk, jasa, atau bahkan diri mereka sendiri secara berlebihan dalam tulisan. Media online umumnya menghindari konten yang bersifat promosi langsung, kecuali pada bagian yang memang khusus disediakan untuk iklan.
Artikel yang terlihat seperti iklan sering kali akan langsung ditolak karena media tidak ingin kehilangan kredibilitas di mata pembaca. Penting bagi penulis untuk memberikan informasi yang bermanfaat dan relevan tanpa terkesan memaksa pembaca untuk membeli sesuatu.
6. Mengirim Tulisan yang Pernah Dipublikasikan di Tempat Lain
Banyak media online yang menuntut orisinalitas konten. Jika penulis mengirim tulisan yang sebelumnya sudah dipublikasikan di blog pribadi atau platform lain tanpa mencantumkan sumber, besar kemungkinan tulisan tersebut akan ditolak.
Media online biasanya menginginkan konten yang unik dan eksklusif. Sebelum mengirim tulisan, pastikan bahwa konten tersebut benar-benar baru atau, jika pernah dipublikasikan, setidaknya sudah dimodifikasi dengan baik.
7. Tidak Memenuhi Syarat dan Ketentuan Media
Hampir setiap media memiliki panduan atau ketentuan yang harus dipenuhi oleh penulis sebelum mengirimkan tulisan. Namun, banyak penulis yang tidak membaca dan mematuhi pedoman ini.
Kesalahan seperti panjang tulisan yang melebihi atau kurang dari batas yang ditetapkan, format yang tidak sesuai, hingga tata letak yang tidak memenuhi standar bisa membuat editor langsung menolak tulisan tanpa membaca isinya. Pastikan selalu membaca panduan penulisan dengan seksama sebelum mengirimkan tulisan.
8. Kurangnya Riset atau Fakta yang Tidak Akurat
Media online yang kredibel selalu mengutamakan informasi yang faktual dan akurat. Tulisan yang mengandung data yang salah atau opini yang tidak berdasarkan riset bisa merusak reputasi media dan membahayakan pembaca.
Jika tulisan berisi fakta atau data, pastikan data tersebut benar dan bersumber dari referensi terpercaya. Penulis juga sebaiknya mencantumkan referensi atau sumber untuk memperkuat argumen mereka.
9. Tidak Ada Struktur yang Jelas dalam Tulisan
Struktur tulisan adalah elemen yang sangat penting untuk memudahkan pembaca dalam mencerna informasi. Tulisan yang tidak memiliki pembukaan, isi, dan kesimpulan yang jelas sering kali dianggap tidak profesional dan sulit diikuti.
Artikel harus disusun dengan rapi, dengan subjudul yang menjelaskan setiap bagian tulisan agar pembaca dapat mengikuti alur dengan mudah. Jika penulis tidak mampu menyusun struktur yang baik, editor kemungkinan besar akan menolak tulisan tersebut.
10. Kurang Menyertakan Call to Action atau Penutup yang Kuat
Salah satu elemen penting dalam artikel opini atau informasi adalah menyertakan call to action (CTA) atau penutup yang kuat. CTA membantu mendorong pembaca untuk bertindak atau memberikan pemikiran yang mendalam setelah membaca artikel.
Penulis sebaiknya memberikan kesimpulan yang ringkas dan berikan arahan atau pertanyaan yang bisa memancing pembaca untuk berdiskusi atau melakukan tindakan lanjut.
11. Terlalu Banyak Menggunakan Gaya Bahasa yang Kaku atau Tidak Populer
Media online umumnya lebih memilih gaya bahasa yang mudah dipahami dan sesuai dengan segmentasi pembaca mereka. Banyak penulis yang masih terpaku pada bahasa yang sangat formal atau akademis ketika mengirimkan tulisan ke media online.
Gaya bahasa yang kaku sering kali membuat pembaca merasa kesulitan untuk memahami isi tulisan. Usahakan untuk menggunakan gaya bahasa yang santai, informatif, namun tetap profesional.
12. Tidak Menyertakan Profil Penulis atau Informasi Kontak
Banyak media yang mensyaratkan profil penulis atau informasi singkat tentang latar belakang penulis pada bagian akhir tulisan. Beberapa penulis sering kali lupa atau tidak menyertakan informasi ini, padahal hal ini bisa menambah nilai kredibilitas dan personalitas tulisan.
Informasi kontak juga berguna bagi pembaca yang ingin terhubung atau berdiskusi lebih lanjut. Pastikan untuk menyertakan profil penulis singkat, foto (jika diminta), serta tautan ke akun profesional seperti LinkedIn.
13. Tidak Sabar dan Mengirim Ulang Sebelum Ada Tanggapan
Kesalahan umum lainnya adalah ketidaksabaran dalam menunggu tanggapan dari editor. Banyak penulis yang mengirim ulang tulisan mereka atau bahkan menanyakan status tulisan dalam waktu singkat. Hal ini bisa membuat editor merasa terganggu. Setiap media memiliki kebijakan waktu dalam menanggapi tulisan, bisa beberapa hari atau minggu. Penting untuk bersabar dan tidak mengirim tulisan yang sama ke media lain sebelum ada keputusan akhir.
Menjadi penulis yang sukses di media online membutuhkan strategi yang matang dan pemahaman mendalam tentang karakteristik media yang dituju. Menghindari kesalahan-kesalahan di atas dapat meningkatkan peluang tulisan untuk diterima dan dipublikasikan. Perhatikan setiap detail mulai dari konten, tata bahasa, hingga struktur tulisan agar lebih menarik bagi editor maupun pembaca. Ingatlah bahwa ketekunan, pemahaman, dan kemauan untuk belajar dari penolakan adalah kunci sukses bagi setiap penulis.