Jenis-Jenis Pariwisata Berdasarkan Tujuannya

Pelajari jenis-jenis pariwisata mulai dari rekreasi, budaya, olahraga, hingga kesehatan. Temukan makna, tujuan, dan manfaat tiap jenis wisata dalam ..

Pariwisata yang dahulu identik dengan kegiatan berlibur dan bersenang-senang kini telah berkembang menjadi fenomena sosial, budaya, dan ekonomi yang jauh lebih kompleks. Tidak lagi sekadar perjalanan untuk mencari hiburan, pariwisata kini juga mencakup tujuan-tujuan yang beragam seperti pendidikan, bisnis, budaya, hingga kesehatan. Sejalan dengan penjelasan ahli pariwisata James J. Spillane (1987), pariwisata terdiri atas berbagai bentuk yang dibedakan berdasarkan motif perjalanan seseorang. Dengan memahami jenis-jenis pariwisata, dapat terlihat bahwa kegiatan wisata tidak hanya menjadi sarana melepas penat, tetapi juga bagian penting dari pembangunan ekonomi dan pertukaran budaya global.

1. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)

Pleasure tourism atau pariwisata untuk menikmati perjalanan merupakan bentuk paling klasik dari kegiatan wisata. Tujuannya sederhana, yaitu menikmati keindahan dan pengalaman baru di luar rutinitas sehari-hari. Biasanya, jenis wisata ini dilakukan oleh orang-orang yang ingin berlibur bersama keluarga, teman, atau pasangan ke destinasi yang menawarkan panorama alam, tempat hiburan, atau suasana baru yang menyegarkan.

Jenis-Jenis Pariwisata Berdasarkan Tujuannya

Contohnya dapat ditemukan di berbagai destinasi unggulan di Indonesia seperti Bali, Lombok, Raja Ampat, atau Labuan Bajo. Wisatawan datang ke tempat-tempat ini bukan untuk bekerja atau menghadiri acara tertentu, melainkan untuk menikmati perjalanan itu sendiri—menikmati matahari terbenam, kuliner lokal, atau sekadar bersantai di tepi pantai.

Pleasure tourism menjadi tulang punggung utama industri pariwisata global. Jenis ini mendorong perkembangan sektor perhotelan, transportasi, restoran, hingga industri kreatif. Selain itu, wisata jenis ini juga menciptakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat lokal.

2. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)

Sementara itu, recreation tourism merupakan jenis wisata yang dilakukan untuk menghibur diri dari kejenuhan rutinitas sehari-hari. Istilah “rekreasi” sendiri berasal dari kata Latin recreare, yang berarti “membuat segar kembali.” Dalam konteks modern, pariwisata ini sering diartikan sebagai kegiatan untuk melakukan “healing” atau penyegaran mental dan fisik.

Objek wisata rekreasi dapat berupa taman bermain, kolam renang, taman kota, kebun binatang, hingga tempat wisata alam seperti air terjun atau pemandian air panas. Tujuan utamanya bukan sekadar eksplorasi budaya, melainkan untuk menenangkan pikiran dan mengembalikan semangat hidup.

Dalam konteks urban, wisata rekreasi sangat penting bagi masyarakat perkotaan yang sibuk dan rentan stres. Pemerintah daerah biasanya mengembangkan destinasi rekreasi yang mudah dijangkau dan murah, agar masyarakat tetap dapat menikmati liburan singkat tanpa harus bepergian jauh.

3. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)

Pariwisata untuk kebudayaan atau cultural tourism dilakukan oleh orang-orang yang ingin mengenal dan mempelajari kebudayaan masyarakat di suatu daerah atau negara lain. Bentuk wisata ini tidak hanya terbatas pada menonton pertunjukan seni atau mengunjungi museum, tetapi juga mencakup interaksi langsung dengan kehidupan masyarakat setempat.

Wisatawan biasanya tertarik untuk menyaksikan upacara adat, tarian tradisional, musik daerah, kuliner khas, serta ritual keagamaan. Misalnya, turis yang datang ke Bali tertarik menyaksikan upacara Ngaben, atau wisatawan mancanegara yang datang ke Toraja ingin mengenal tradisi Rambu Solo’.

Cultural tourism memiliki nilai edukatif yang tinggi karena mampu memperkaya wawasan dan meningkatkan rasa toleransi antarbudaya. Selain itu, kegiatan ini juga membantu melestarikan warisan budaya lokal. Banyak daerah di Indonesia yang memanfaatkan potensi budaya sebagai daya tarik utama, seperti Yogyakarta dengan keraton dan batiknya, atau Minangkabau dengan rumah gadang dan tradisi randainya.

4. Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism)

Jenis pariwisata berikutnya adalah sports tourism, yaitu pariwisata yang berkaitan dengan kegiatan olahraga. Pariwisata ini terbagi menjadi dua kategori utama.

a. Pariwisata untuk Menyaksikan Kegiatan Olahraga (Big Sports Event Tourism)

Jenis ini dilakukan oleh wisatawan yang datang untuk menyaksikan pertandingan atau turnamen besar, seperti Sea Games, Piala Dunia, Olimpiade, hingga balap MotoGP. Contohnya dapat dilihat saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, yang menarik ribuan penonton dari dalam dan luar negeri.

b. Pariwisata untuk Melakukan Kegiatan Olahraga (Sporting Tourism of the Practitioner)

Jenis kedua dilakukan oleh wisatawan yang datang untuk ikut serta dalam kegiatan olahraga itu sendiri. Misalnya, mendaki Gunung Rinjani, menyelam di Bunaken, berselancar di Pantai Mentawai, atau bersepeda lintas daerah. Wisata olahraga jenis ini sangat populer di kalangan generasi muda yang mencari pengalaman fisik dan tantangan alam.

Sports tourism memberikan dampak ekonomi signifikan bagi negara tuan rumah, sekaligus menjadi sarana promosi destinasi wisata melalui media internasional.

5. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism)

Business tourism atau pariwisata bisnis adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang untuk tujuan pekerjaan atau urusan dagang, namun di sela-selanya juga melakukan kegiatan wisata. Misalnya, seorang pengusaha menghadiri pameran dagang atau rapat bisnis di luar kota, kemudian meluangkan waktu mengunjungi destinasi wisata di daerah tersebut.

Kegiatan ini sering kali disebut juga dengan istilah bleisure (gabungan dari business dan leisure), yaitu tren baru di kalangan profesional modern yang menggabungkan perjalanan kerja dengan rekreasi ringan.

Pariwisata bisnis memberikan keuntungan ganda, baik bagi pelaku usaha yang mendapatkan peluang jaringan baru, maupun bagi sektor pariwisata yang memperoleh tambahan pendapatan dari penginapan, transportasi, dan kuliner.

6. Pariwisata untuk Konvensi (Convention Tourism)

Jenis pariwisata ini erat kaitannya dengan kegiatan kongres, konferensi, atau pertemuan besar yang melibatkan kelompok profesional, akademisi, maupun pejabat pemerintah. Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. KM 108/HM.703/MPPT-91, konvensi merupakan kegiatan pertemuan sekelompok orang untuk membahas masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.

Dalam praktiknya, convention tourism sering dikombinasikan dengan kegiatan wisata, baik sebelum maupun sesudah konvensi berlangsung. Misalnya, peserta konferensi internasional di Bali biasanya dijadwalkan untuk melakukan tur singkat ke Ubud atau Tanah Lot.

Jenis wisata ini menjadi bagian penting dalam industri MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang saat ini berkembang pesat di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Bali. Infrastruktur seperti hotel berbintang, pusat konvensi, dan sarana transportasi yang baik menjadi faktor utama keberhasilan pariwisata konvensi.

7. Pariwisata Pendidikan (Educational Tourism)

Selain keenam jenis di atas, terdapat juga educational tourism atau pariwisata pendidikan. Jenis wisata ini dilakukan untuk tujuan belajar dan menambah pengetahuan. Contohnya adalah program pertukaran pelajar, studi lapangan, kunjungan museum, atau wisata ilmiah ke lembaga penelitian dan situs sejarah.

Educational tourism sering dimanfaatkan oleh sekolah dan universitas untuk memberikan pengalaman belajar yang kontekstual. Misalnya, mahasiswa arkeologi melakukan kunjungan ke situs Borobudur, atau siswa SMA mengunjungi pabrik pengolahan pangan untuk memahami proses produksi industri.

Selain memperkaya wawasan, pariwisata pendidikan juga menumbuhkan rasa ingin tahu dan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan.

8. Pariwisata Kesehatan (Health Tourism)

Pariwisata kesehatan atau medical tourism menjadi tren yang berkembang pesat di era modern. Jenis wisata ini dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan layanan kesehatan, pengobatan, atau perawatan kecantikan, sambil menikmati destinasi wisata di daerah tujuan.

Banyak negara kini mengembangkan sektor ini, termasuk Indonesia. Contohnya, wisata medis di Bali yang menawarkan paket spa tradisional, terapi herbal, hingga perawatan pascaoperasi dengan suasana alami. Beberapa wisatawan asing bahkan datang ke Indonesia untuk menjalani perawatan alternatif berbasis kearifan lokal, seperti pijat tradisional dan jamu.

Selain itu, negara-negara seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia juga dikenal sebagai pusat pariwisata medis di Asia Tenggara, menarik wisatawan dari seluruh dunia yang mencari layanan berkualitas tinggi dengan harga lebih terjangkau.

9. Pariwisata Ekowisata (Ecotourism)

Ecotourism adalah jenis pariwisata yang berfokus pada pelestarian lingkungan alam dan pemberdayaan masyarakat lokal. Wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga belajar tentang ekosistem, flora, fauna, dan cara menjaga keseimbangan lingkungan.

Contohnya bisa ditemukan di Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Way Kambas, atau hutan mangrove di Bali. Wisatawan dapat ikut menanam pohon, membersihkan pantai, atau mengamati satwa langka.

Prinsip utama ekowisata adalah “responsible travel”, yaitu perjalanan yang bertanggung jawab terhadap alam dan budaya setempat. Dengan demikian, ekowisata tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian sumber daya alam bagi generasi mendatang.

10. Pariwisata Religi (Religious Tourism)

Jenis pariwisata lain yang juga penting adalah religious tourism, yaitu perjalanan yang dilakukan dengan tujuan keagamaan atau spiritual. Contohnya termasuk ibadah haji dan umrah bagi umat Islam, ziarah ke Lourdes bagi umat Katolik, atau kunjungan ke tempat-tempat suci seperti Candi Borobudur dan Pura Besakih.

Selain untuk beribadah, wisata religi juga sering dilakukan sebagai bentuk refleksi diri dan pencarian makna hidup. Di Indonesia, wisata religi menjadi bagian dari tradisi lokal seperti ziarah wali songo di Jawa, yang menggabungkan nilai spiritual dengan sejarah penyebaran Islam.

Keberagaman Tujuan, Satu Makna Pariwisata

Melihat berbagai jenis pariwisata di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan wisata memiliki makna yang jauh lebih luas dari sekadar berlibur. Setiap jenis wisata mencerminkan kebutuhan manusia yang berbeda—mulai dari rekreasi, pendidikan, spiritualitas, hingga pengembangan profesional.

Perkembangan industri pariwisata modern menunjukkan bahwa perjalanan kini menjadi bagian penting dari gaya hidup global. Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat perlu memahami ragam jenis pariwisata ini agar dapat mengelola potensi wisata dengan bijak, berkelanjutan, dan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan bersama.

Dengan memahami berbagai jenis pariwisata—dari pleasure tourism hingga religious tourism—setiap perjalanan tidak lagi hanya tentang berpindah tempat, tetapi tentang memperkaya makna hidup dan mempererat hubungan antar manusia di seluruh dunia.

© Kirim Tulisan. All rights reserved.