Macam-Macam Perjalanan Wisata Berdasarkan Jumlah Pesertanya

Menurut Gamal Suwantoro (2004:14), perjalanan wisata berdasarkan jumlah pesertanya dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu individual tour ...

Pariwisata adalah bagian penting dari kehidupan modern yang tidak hanya menjadi sarana rekreasi, tetapi juga wadah pembelajaran, pelestarian budaya, dan bahkan penggerak ekonomi suatu daerah. Dalam konteks ini, memahami berbagai bentuk perjalanan wisata menjadi penting, terutama bila dilihat dari segi jumlah pesertanya. Menurut Gamal Suwantoro (2004:14), perjalanan wisata berdasarkan jumlah pesertanya dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu individual tour (wisata perorangan) dan group tour (wisata rombongan). Kedua jenis perjalanan ini memiliki karakteristik, kelebihan, dan tantangan tersendiri yang memengaruhi cara wisatawan menikmati perjalanan mereka.

Macam-Macam Perjalanan Wisata Berdasarkan Jumlah Pesertanya

1. Individual Tour: Wisata Perorangan yang Fleksibel dan Personal

Individual tour atau wisata perorangan adalah bentuk perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau oleh sepasang wisatawan, misalnya suami-istri atau sahabat dekat. Wisata jenis ini menonjolkan aspek kemandirian, kebebasan, dan personalisasi. Setiap keputusan dalam perjalanan sepenuhnya berada di tangan wisatawan itu sendiri—mulai dari pemilihan destinasi, waktu keberangkatan, hingga aktivitas yang ingin dilakukan.

Dalam individual tour, wisatawan memiliki kebebasan penuh untuk merancang pengalaman sesuai keinginan. Ada yang memilih menjelajah destinasi populer seperti Bali, Yogyakarta, atau Raja Ampat, sementara sebagian lainnya lebih suka mencari lokasi tersembunyi (hidden gems) seperti pantai terpencil di Lombok, desa wisata di Dieng, atau spot diving di Wakatobi.

a. Aktivitas dalam Individual Tour

Kegiatan yang dilakukan dalam wisata perorangan sangat bervariasi, tergantung minat pribadi. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Wisata kuliner, mencicipi makanan khas lokal seperti gudeg Yogyakarta, sate lilit Bali, atau papeda Maluku.
  • Berbelanja oleh-oleh, dari pasar tradisional hingga butik modern.
  • Mengunjungi festival atau pameran budaya, seperti Festival Danau Toba atau Ubud Writers and Readers Festival.
  • Relaksasi dan kesehatan, misalnya menikmati spa tradisional, yoga retreat, atau terapi air panas alami.
  • Petualangan alam, seperti mendaki gunung, snorkeling, atau berkemah di tepi danau.

Kebebasan memilih inilah yang membuat individual tour menjadi sangat diminati oleh wisatawan yang mengutamakan pengalaman personal dan ketenangan.

b. Kelebihan Individual Tour

  • Kebebasan penuh dalam menentukan agenda. Wisatawan dapat mengatur waktu sendiri tanpa harus menunggu atau menyesuaikan dengan orang lain.
  • Lebih fleksibel dan spontan. Jika ingin mengganti tujuan mendadak, tidak ada kendala.
  • Meningkatkan pengalaman personal. Karena dilakukan secara mandiri, wisatawan lebih mudah berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal, memahami budaya, dan merasakan keaslian destinasi.
  • Privasi lebih terjaga. Jenis perjalanan ini cocok bagi mereka yang mencari ketenangan atau ingin melepaskan diri dari rutinitas sosial.

c. Kekurangan Individual Tour

  • Biaya relatif lebih mahal. Karena tidak ada pembagian biaya transportasi atau akomodasi dengan peserta lain.
  • Risiko lebih tinggi. Terutama dalam hal keamanan, kesehatan, atau tersesat di daerah yang belum dikenal.
  • Kurang efisien untuk destinasi kompleks. Beberapa tempat wisata lebih mudah dijelajahi jika ada pemandu atau rekan perjalanan.

Meskipun demikian, tren solo traveling kini semakin populer, terutama di kalangan milenial dan generasi Z. Banyak wisatawan yang menjadikan perjalanan individu sebagai sarana refleksi diri atau bentuk pencarian pengalaman hidup yang autentik.

2. Group Tour: Wisata Rombongan yang Terencana dan Komunal

Berbeda dengan wisata perorangan, group tour atau wisata rombongan dilakukan oleh sekelompok orang yang melakukan perjalanan bersama-sama. Umumnya, jumlah peserta dalam wisata rombongan minimal sepuluh orang, dan kegiatan dipimpin oleh seorang penanggung jawab, pemandu, atau tour leader yang bertugas memastikan keselamatan, kenyamanan, serta keteraturan perjalanan.

Wisata rombongan sering kali diselenggarakan oleh agen perjalanan, komunitas, perusahaan, lembaga pendidikan, hingga instansi pemerintah. Contohnya, perjalanan wisata sekolah ke Candi Borobudur, family gathering perusahaan ke pantai Anyer, atau rombongan wisata religi ke Tanah Suci.

a. Aktivitas dalam Group Tour

Aktivitas wisata rombongan biasanya dirancang agar bisa dinikmati bersama, seperti:

  • Kunjungan objek wisata bersama, seperti Taman Mini Indonesia Indah, Danau Toba, atau Labuan Bajo.
  • Wisata edukasi atau studi tour, misalnya mengunjungi museum, pabrik, atau pusat budaya.
  • Kegiatan team building, seperti permainan kelompok, arung jeram, atau outbond.
  • Wisata religi, seperti ziarah ke makam wali, perjalanan umrah, atau wisata spiritual.
  • Kegiatan sosial dan budaya, misalnya mengikuti pertunjukan tari, pentas musik, atau festival daerah.

Karena perjalanannya diatur secara sistematis, group tour menonjolkan unsur kebersamaan, koordinasi, dan efisiensi. Semua jadwal biasanya sudah tersusun, mulai dari keberangkatan, waktu makan, hingga penginapan.

b. Kelebihan Group Tour

  • Biaya lebih hemat. Karena biaya transportasi, hotel, dan tiket masuk biasanya dibagi rata di antara peserta.
  • Keamanan lebih terjamin. Ada pemandu atau penanggung jawab yang memastikan perjalanan berjalan lancar.
  • Cocok untuk kegiatan sosial dan kebersamaan. Wisata rombongan memperkuat hubungan antarindividu, baik dalam konteks keluarga, pertemanan, maupun pekerjaan.
  • Efisien dari segi perencanaan. Peserta tidak perlu repot menyiapkan jadwal atau mencari akomodasi sendiri.

c. Kekurangan Group Tour

  • Keterbatasan kebebasan pribadi. Peserta harus mengikuti jadwal dan aktivitas yang telah disepakati.
  • Potensi perbedaan kepentingan. Tidak semua orang memiliki minat yang sama, sehingga bisa menimbulkan rasa kurang puas.
  • Risiko keterlambatan. Dalam kelompok besar, satu orang yang terlambat dapat memengaruhi jadwal seluruh rombongan.
  • Kurang fleksibel terhadap perubahan. Perubahan mendadak sulit dilakukan karena harus mendapat persetujuan semua anggota.

Meskipun demikian, group tour tetap menjadi pilihan utama bagi banyak wisatawan, terutama yang mengutamakan kenyamanan, kebersamaan, dan rasa aman selama perjalanan.

Perspektif Modern terhadap Individual dan Group Tour

Dalam era digital dan globalisasi, batas antara individual tour dan group tour mulai kabur. Banyak wisatawan kini menggabungkan keduanya melalui customized group tour—yaitu perjalanan kelompok kecil yang tetap fleksibel, namun tetap terorganisir. Misalnya, empat sahabat yang berlibur ke Lombok dengan bantuan agen perjalanan, tetapi tetap memiliki kebebasan untuk memilih aktivitas masing-masing.

Selain itu, platform daring seperti Airbnb, Traveloka, Klook, atau TripAdvisor memungkinkan wisatawan mengatur perjalanan sendiri secara mandiri, sambil tetap bergabung dalam aktivitas kelompok di destinasi tertentu.

Contoh nyata lainnya adalah wisata komunitas, di mana kelompok kecil dengan minat yang sama (seperti pecinta kuliner, fotografi, atau diving) melakukan perjalanan bersama. Bentuk ini menciptakan keseimbangan antara kebebasan dan kebersamaan.

Implikasi Ekonomi dan Sosial dari Kedua Jenis Wisata

Kedua jenis perjalanan wisata ini memiliki dampak yang signifikan terhadap sektor ekonomi dan sosial.

1. Dampak Ekonomi

Wisata perorangan mendorong pertumbuhan usaha kecil dan lokal, seperti penginapan rumahan (homestay), kuliner tradisional, dan penyedia jasa sewa kendaraan.

Wisata rombongan mendukung industri pariwisata skala besar, termasuk hotel berbintang, bus pariwisata, dan biro perjalanan.

Keduanya berkontribusi pada peningkatan pendapatan daerah dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat.

2. Dampak Sosial dan Budaya

Individual tour memungkinkan wisatawan untuk lebih memahami dan menghargai keragaman budaya lokal, karena interaksi yang lebih personal.

Group tour berperan dalam memperkuat hubungan sosial antaranggota dan memperkenalkan budaya lokal kepada banyak orang dalam waktu bersamaan.

Dengan demikian, keduanya saling melengkapi dan sama-sama penting dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Tantangan dan Peluang dalam Dunia Wisata Modern

Perkembangan teknologi, perubahan gaya hidup, dan faktor global seperti pandemi COVID-19 telah mengubah cara orang berwisata.

  • Wisatawan kini lebih memperhatikan aspek kesehatan, keamanan, dan keberlanjutan.
  • Banyak yang beralih ke small group tour untuk menghindari keramaian namun tetap ingin merasakan kebersamaan.
  • Di sisi lain, solo travel semakin diminati karena memberikan rasa kebebasan dan kesempatan introspeksi diri.

Bagi pelaku industri, hal ini membuka peluang untuk menghadirkan produk wisata yang lebih personal dan fleksibel, seperti paket private tour atau perjalanan tematik yang disesuaikan dengan minat peserta.

Perjalanan wisata berdasarkan jumlah pesertanya, sebagaimana dijelaskan oleh Gamal Suwantoro (2004:14), terbagi menjadi dua jenis utama: individual tour dan group tour. Kedua jenis perjalanan ini tidak dapat dikatakan lebih baik atau lebih buruk satu sama lain. Semuanya bergantung pada tujuan, karakter, dan preferensi wisatawan. Dalam praktiknya, banyak wisatawan modern memilih menggabungkan unsur keduanya—memanfaatkan teknologi untuk merancang perjalanan personal, namun tetap menikmati aktivitas bersama kelompok.

Dengan memahami perbedaan dan keunggulan masing-masing, wisatawan dapat merancang perjalanan yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga bermakna, aman, dan berkelanjutan. Dunia pariwisata yang terus berkembang menuntut setiap pelaku, baik wisatawan maupun penyedia layanan, untuk lebih adaptif terhadap perubahan—agar perjalanan, dalam bentuk apa pun, selalu menjadi pengalaman yang memperkaya jiwa dan membuka cakrawala baru.

© Kirim Tulisan. All rights reserved.